REFERENCE BIBLE VERSES
1 Petrus 3:15 | Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat,
OBJECTIVE
Untuk memahami bahwa gaya hidup misioner tidak hanya mencakup penginjilan, tetapi orang-orang biasa yang melakukan hal-hal biasa dengan tujuan mengabarkan Injil.
CONTENT
LIFE AS A MISSION
- Segala sesuatu yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan sebagai sarana untuk memuliakan Tuhan. Baik itu pekerjaan, maupun hubungan, kita harus mempraktikkan apa yang telah kita pelajari dari ajaran Yesus Kristus dalam kegiatan sehari-hari kita. Saat kita terus menjalani hidup kita dalam bimbingan Roh Kudus yang terus-menerus, kita dapat yakin bahwa buahnya akan terlihat bahkan dalam tindakan terkecil yang kita lakukan (Galatia 5:22-23); dari cara kita melakukan pekerjaan kita, cara kita memperlakukan orang lain, dan sebagainya. Tuhan dapat menggunakan setiap tindakan kita, tidak peduli seberapa kecil atau tidak pentingnya tindakan itu, untuk menyebarkan Injil. Namun, penting bagi kita untuk menyadari hal ini, dan bertindak dengan tujuan ini dalam pikiran kita.
- Agar dapat memenuhi misi kita untuk terus-menerus membagikan Injil, kepedulian kita terhadap sesama sebagai orang Kristen harus dirasakan secara nyata oleh orang lain, baik secara fisik, emosional, maupun spiritual. Kita dapat mempelajarinya dari Perumpamaan Orang Samaria yang Baik Hati (Lukas 10:25-37). Dengan melakukan pekerjaan kita dengan integritas atau membantu orang lain yang membutuhkan, kita dapat menjadi saksi kasih karunia Allah yang baik, sebagai garam dan terang (Matius 5:13-16). Hal-hal yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan bahwa kita benar-benar peduli terhadap orang lain tidak ada habisnya, terutama di luar tembok gereja kita.
- Mengasihi Tuhan dan sesama seharusnya menjadi dasar kita untuk mulai berbicara dan membangun persahabatan dengan orang-orang yang tidak percaya (Markus 12:30-31). Hubungan yang bermakna dimulai dengan percakapan dua arah. Ketika bertukar cerita dan pendapat yang berbeda, menjadi pendengar yang baik benar-benar membantu. Perhatian dan kepedulian kita yang tak terbagi terhadap ide dan budaya yang berbeda dapat ditunjukkan dengan mendengarkan dengan saksama dan mengajukan pertanyaan yang tulus. Ketika harus membagikan Injil, kita seharusnya dapat memberikan jawaban dan penjelasan yang alkitabiah (1 Petrus 3:15). Membaca firman Tuhan setiap hari akan memperlengkapi dan mempersiapkan kita untuk pertemuan yang memungkinkan kita untuk membagikan injil secara tidak terduga. Topik-topik yang biasa dapat menjadi cara kita untuk berbicara tentang Tuhan, tetapi kita juga harus dapat membedakan kapan waktu yang tepat untuk berbicara tentang iman kita. Tuhan akan membantu kita dengan hikmat-Nya. Ingatlah untuk selalu menangani perbedaan pendapat dengan hormat (1 Petrus 2:17).
CONNECTION BEFORE CORRECTION
- Daripada berfokus pada mencari kelemahan seseorang, kita harus berusaha untuk menjalin persahabatan yang membangun (Roma 14:13). Daripada menghakimi Zakheus sebagai pemungut cukai, Yesus memutuskan untuk membangun hubungan dengannya dengan makan malam di rumahnya. Yesus memperlakukan Zakheus dengan lembut dan bermartabat karena tidak peduli apa pun yang dilakukannya, ia tetap merupakan ciptaan yang berharga yang diciptakan menurut gambar Allah. Inilah yang mengubah hati Zakheus dan membawa pemulihan total dalam hidupnya.
- Selalu penting untuk menyadari bahwa setiap orang melewati tahap yang berbeda dalam hidup mereka. Tidak semua orang memiliki pemahaman yang sama tentang Tuhan dan tidak semua orang memegang prinsip yang sama tentang cara menjalani hidup mereka. Tidak ada gunanya berpikir bahwa kita lebih baik dari orang lain (Yohanes 8:7), karena setiap manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23, 1 Tesalonika 5:11). Koreksi terhadap orang lain, bahkan atas kesalahan yang paling jelas, harus datang dari hati yang penuh kasih, bukan dari kesombongan (Amsal 11:2). Kita harus belajar meniru kerendahan hati Kristus (Filipi 2:1-11).
- Meskipun hubungan dengan orang tersebut penting sebelum mengoreksinya, kesalahan umum yang kita alami adalah takut mengoreksi setelah membangun hubungan, karena bisa jadi kita membahayakan hubungan tersebut. Ingatlah bahwa mengasihi seseorang dengan sungguh-sungguh berarti mengutamakan kepentingan terbaiknya, dan kita tidak ingin melihat teman-teman kita terus menempuh jalan yang salah.
REFLECTION/DISCUSSION QUESTIONS
- Bagaimana Anda mengabarkan Injil kepada orang-orang yang tidak percaya? Bagaimana Anda memulai percakapan?
- Bagaimana membangun persahabatan dengan orang-orang yang tidak percaya namun tetap berpegang teguh pada kepercayaan Kristen Anda?
REFERENCES
- https://www.acts29.com/wp-content/uploads/2018/02/8.-Missional-Lifestyle.pdf
- https://inspiremovement.org/everyday-missionary/
- https://www.faithdrivenentrepreneur.org/blog/2018/7/17/every-christian-is-a-full-time-missionary
- https://facetsoffaith.com/category/friendship/connection-before-correction/
- https://www.desiringgod.org/articles/do-you-know-how-to-rebuke