Fuse Jakarta

W3 | A Passion for Christ

FUSE Jakarta

REFERENCE BIBLE VERSES

Lukas 22:42-44 | Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.

Yohanes 10:28-29 | dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.

 

OBJECTIVE

Untuk memahami respons yang tepat terhadap penderitaan Kristus dan bagaimana iman yang penuh gairah menuntun kita untuk menerima anugerah kehidupan kekal

CONTENT

THE PASSION FOR CHRIST

  • Meskipun kata “passion” biasanya dikaitkan dengan perasaan emosi yang kuat, kata ini berakar dari kata Latin pati, yang berarti “menderita” atau “bertahan.” Penyaliban Yesus berasal dari kasih-Nya yang kuat dan sempurna terhadap kita semua (Yohanes 3:16). Dia memulai “gestur” ini (1 Yohanes 4:19) dengan membawa jiwa kita yang dalam kedagingan, bahkan melampaui rasa takut akan kematian yang memperbudak jiwa manusia (Ibr 2:15).
  • Tuhan tidak hanya tertarik pada kita--Dia datang dengan sengaja, bukan karena perasaannya terhadap kita. Ketika Dia bangkit dari kubur, Dia membuka jalan bagi kita untuk menghadapi kematian setiap hari (1 Kor. 15:31). Ini berarti kita mengeluarkan tetesan darah yang sama di Getsemani seperti kita bermegah dalam penderitaan kita (Luk. 22:44, Rm. 5:3). Selain itu, Roh diutus untuk membantu kita mempersenjatai diri dengan semangat yang sama untuk melihat kehendak Tuhan terwujud dalam hidup kita (1 Petrus 4:1-2).
  • Sebagai pengikut Kristus, kita tidak boleh lagi bereaksi terhadap rasa sakit dan penderitaan dengan “emosional”. Sebaliknya, kita harus mendapati diri kita disembuhkan dan terus-menerus disucikan dalam Roh melalui luka-luka-Nya ketika disalibkan (Yes. 53:5).

OVERCOMING DEATH: FRUITFUL FEATS OF A TRUE CHRISTIAN

  • Mengikuti Kristus berarti kita harus melalui penderitaan (1 Ptr. 4:1-2). Selama kita hidup di bumi, kita terus-menerus dirundung oleh keinginan daging yang jahat, yang sangat bertentangan dengan kehendak Roh Kudus. Namun, karena dicurahkan oleh anugerah-Nya yang tak berkesudahan melalui iman, kita dibuat mampu membawa harapan hidup kekal bagi diri kita sendiri dan bagi orang-orang di sekitar kita. Daripada berlomba-lomba menghindari kematian dengan cara yang duniawi, kita bisa “mati” setiap hari dalam kasih-Nya dan keluar seperti buah yang baik sesuai dengan panggilan-Nya.
  • Sikap agung di kayu salib menunjukkan betapa besar kasih Yesus terhadap kita--betapa Dia merindukan kita selamanya meskipun ada cobaan besar yang harus Dia lalui untuk menebus dosa-dosa kita. Oleh karena itu, Dia melepaskan kehendak-Nya untuk menghindar dari kehendak Bapa (Luk. 22:42), mengetahui bahwa ada hal yang lebih besar yang tidak akan pernah binasa ketika Dia menanggung pertumpahan darah-Nya hingga titik terakhir.
  • Dan, Dia telah bangkit. Kematian hanyalah pendahuluan dari kebangkitan-Nya. Melalui sengsara-Nya yang nyata kita memperoleh penebusan kekal--bahwa jika kita menaruh kepercayaan kita kepada-Nya dan bertahan melewati cobaan-cobaan duniawi, kita akan mampu menunjukkan kasih pengorbanan yang sama terhadap orang lain. Pertanyaannya adalah, apakah kita bersedia mengalami hal yang sama sebagai respons terhadap kesengsaraan Kristus yang membawa kemenangan?

REFLECTION/DISCUSSION QUESTIONS

  • Apa perbedaan “gairah” Anda saat pertama kali berjumpa dengan Tuhan dan sekarang setelah Anda mengikuti-Nya selama beberapa waktu?
  • Bagaimana Tuhan telah membantu Anda bertahan melewati penderitaan Anda di masa lalu? Sudahkah Anda menemukan maksud Tuhan di balik situasi tersebut?

REFERENCES