W1 | Developing a Life of Prayer

11 Jul W1 | Developing a Life of Prayer

Posted at 03:01h in August, Topics 2024 by FUSE Jakarta

REFERENCE BIBLE VERSES

Daniel 6:10 | Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.

OBJECTIVE

Belajar dari Daniel yang konsisten dan sengaja berdoa agar bisa terhubung dengan Tuhan.

CONTENT

Doa adalah bagian penting dari kehidupan kita sebagai seorang Kristen. Sebagai orang Kristen, kita berdoa untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan mencari kehendak-Nya dalam hidup kita. Hari ini kita akan belajar dari Daniel tentang bagaimana mengembangkan kehidupan doa.

KNOW THE IMPORTANCE OF PRAYER

Daniel mungkin terkenal karena selamat dari gua singa. Namun, jika ada bagian yang konsisten dalam hidupnya, itu adalah doanya. Daniel menganggap waktu berdoa sebagai sesuatu yang penting. Ketika kita mengetahui pentingnya suatu hal atau pekerjaan, kita akan sangat menghargainya. Hal ini berlaku bagi Daniel dalam doanya.
Daniel berdoa hampir di setiap musim dalam hidupnya. Saat remaja, dia berdoa ketika dihadapkan pada tugas mustahil yang diberikan oleh Raja Nebukadnezar (Daniel 2). Di masa tuanya, dia berdoa sambil menghadapi rekan-rekannya yang iri hati padanya (Daniel 6). Ia juga seorang yang all-out dan sangat memperhatikan waktu berdoanya. Penting baginya bahwa meskipun dia tahu bahwa waktu berdoanya akan mempertaruhkan nyawanya, Daniel tidak berhenti berdoa (Daniel 6:11).
Kita bisa berkorban untuk banyak hal, mengorbankan waktu, uang, dan tenaga untuk hal-hal yang kita sukai. Tapi apa yang rela Anda relakan untuk berdoa? Mari kita belajar menjadikan waktu berdoa sebagai prioritas utama dalam hidup kita seperti Daniel.

BE HUMBLE AND CONFESS OUR SINS

Kita tahu bahwa Daniel adalah salah satu orang benar dalam Alkitab. Namun, ia tidak menganggap dirinya tidak berdosa. Daniel mengakui dosa Israel yang membuat mereka diasingkan, dan menyesalinya. Hal ini menunjukkan bagaimana dia merendahkan dirinya sebagai bagian dari Israel meski mengetahui bahwa hal itu bukanlah kesalahannya.
Jika kita membaca Daniel 9:5-6, Daniel tetap mengakui dosa umat Tuhan (“Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri.”)
Sepanjang bagian ini, Daniel mengakui bahwa Israel telah berdosa dua puluh kali. Tidak ada rasionalisasi dalam doanya. Daniel tidak mencari alasan kepada Tuhan untuk memaklumi dosa bangsa Israel tetapi meminta pengampunan atas dosa bangsa Israel.
Kita mungkin cenderung membenarkan dan merasionalisasikan dosa kita, meminta agar Tuhan mengampuni kita atas perbuatan kita, dibandingkan meminta Dia mengampuni kita atas perbuatan kita. Namun Daniel mengajarkan kita untuk tidak berbasa-basi dalam pengakuan dosa dan bersikap jelas di hadapan Allah bahwa kita telah gagal memenuhi standar-standar-Nya.

HAVE AN ATTITUDE OF ASKING AND WAITING FOR PRAYER’S RESPONSE

Ketika kita berdoa, kita cenderung mengomunikasikan kebutuhan kita kepada Tuhan karena hal ini selaras dengan apa yang Yesus katakan dalam Matius 7:7-8 (“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.”). Meskipun benar, cara kita memandang Tuhan saat kita berdoa juga penting. Apakah kita berdoa karena kita melihat Tuhan sebagai jin yang akan mengabulkan semua keinginan kita? Apakah kita berdoa memohon pengampunan karena kita mengabaikan kasih Tuhan; mengetahui Dia akan mengampuni kita terlepas dari pertobatan kita?
Bagian dari doa adalah selalu menantikan jawaban Tuhan. Tuhan punya tiga jawaban atas doa: Ya, tidak dan tunggu. Ya dan tidak itu mudah. Namun, menunggu itu sulit; karena penantian memaksa kita untuk mengikuti waktu Tuhan. Bukan berarti Tuhan sedang sibuk, atau Dia tidak peduli/tidak mendengar doa kita. Hal ini justru membuktikan kepada kita akan hikmat dan pemeliharaan-Nya di sepanjang rencana-Nya yang seringkali di luar dugaan kita. Kita perlu ingat bahwa kita tidak dapat melihat bagaimana Allah bekerja, namun kita dapat yakin bahwa Dia melakukan sesuatu demi kebaikan kita (Roma 8:28).

REFLECTION/DISCUSSION QUESTIONS

REFERENCES